Mengenai Saya

Foto saya
Aziz - Born in 1991, I'm now taking my undergraduate in Gadjah Mada University, Yogyakarta on Chemical Engineering Department. Thanks for visiting my blog. Hope you enjoy it like enjoying a piece of apple pie. You'll love my blog, I promise :)hehee

Sugeng Rawuh

Welcome to the journey...

Search It...!!!

Jumat, 26 Agustus 2011

Terinspirasi oleh Novel “Waktu aku sama MIKA”


Entah kenapa pagi ini serasa tulang-belulangku remuk. Setelah selama seminggu lebih bepergian bolak-balik Bayuwangi-Bangorejo yang berjarak 30an KM dan ditempuh dalam waktu sejam lebih, itu pun dengan kecepatan yang luar biasa ditambah jalan beraspal yang Aku lewati semulus permukaan bulan. Mungkin efek terlalu mem-force- diri karena mempunyai ambisi agar acara REUNI AKBAR SMP berjalan lancar. Ya, Aku adalah orang yang ambisius dalam mengejar sesuatu.

Sengaja bangun telat, Aku melihat ada sebuah buku, dan setelah Aku perhatikan dengan seksama ringkasan yang ada di cover belakang, barulah Aku tahu kalao itu adalah sebuah novel karangan dari Mbak Indi. Alih-alih menghilangkan kebosanan, Aku pun berdiam diri di dalam kamar sambil membaca dengan seksama dan sepenuh hati tulisan-tulisan dan lemabr demi lembar isi novel yang lebih tepatnya adalah diary dari Mbak Indi. Sungguh menarik, mengharukan dan menggugah kesadaranku akan hakikat dari cinta jika dilihat dari sudut pandang yang lain.

Aku ingin sekali mengucapkan terima kasih kepada Mbak Indi karena berkat ‘curhat’-an beliau inilah Aku mendapatkan banyak waasan dan inspirasi serta semacam pemahaman akan emosi seseorang bila berkaitan dengan cinta. Semoga bisa menginspirasi yang lain juga^^

Ingin rasanya menulis lebih panjang, tetapi harus segera ku akhiri karena waktu sudah memintaku untuk siap-siap berangkat ke masjid.

Salam Akselerasi!

Rumah Kebermanfaatan, 26 Agustus 2011, pukul 10.48 WIB

15 Agustus 2011 : Menuai Asa Baru





Kriiiing,,,,,,, Tak lagi ku dengar suara alarm dari Androidku tiap menjelang Shubuh belakangan ini. Bukan lantaran bulan Ramadhan, bukan pula karena selalu bangun lebih awal dari bunyi alarm, tetapi adalah karena suara bunyi alarm yang demikian nyaring, sampai-sampai kata seorang teman kamar suaranya bisa membangunkan seluruh penghuni asrama, di tambah beberapa hewan yang terlelap di sekitar asrama. Susah bangun! Meskipun sudah berusaha tidur lebih awal, sekitar pukul 12 malam, tetapi tetap saja susah bangun. Padahal kalau standar Aku baru bisa tidur pukul 02.00 pagi, itupun karena iba dengan kondisi tubuh, terutama mataku yang semakin menurun ‘kualitas’-nya.
Hari ini Aku kembali menemukan gairahku yang selama setahun lebih belum pernah ku rasakan; gairah untuk menjadi pribadi mandiri yang bisa mengoptimalkan segala apa yang ada di dirinya,baik itu kelebihan maupun kekurangan diri. Refleksi tiada henti telah Aku canangkan untuk selalu dilakukan setiap sebelum memejamkan mata; mencatat apa yang akan dilakukan dan melakukan apa yang telah dicatat. ^_^


Suasana asrama yang selalu ramah terhadapku membuat hari-hariku semakin berwarna, meskipun beberapa kawan sudah meninggalkan Kota Gudeg untuk berkumpul bersama keluarga menjalani sisa-sisa bulan penuh berkah ini. Begitu pula dengan suasana kampus yang semakin lengang akhir-akhir ini, semakin membuatku sadar bahwa, Aku begitu membutuhkan mereka; kawan-kawan seperjuangan yang selalu mengisi hari-hari dengan beragam rona kehidupan, mencetak deretan kisah yang tak akang lekang ditelan oleh sang waktu. Tersenyum diriku jika menatap tajam dalam relung hatiku akan hal itu.
Kini, menginjak semester 5 di kampus kerakyatan ini, semakin membuatku yakin akan segala apa yang telah ku tulis dan telah ku janjikan tuk berusaha ku penuhi; sebuah janji yang tidak hanya terhadap diri sendiri, tetapi juga komitmen kepada orang tua, bangsa dan negara Indonesia. Sebuah cita-cita mulia dari seorang anak bangsa yang ingin melihat bangsanya benar-benar merdeka dari segala kekangan bangsa luar, baik secara fisik maupun ideologi. Kembali pada hari ini, semakin kukuh dalam bayangku untuk selalu merindukan perpustakaan sebagai gudang ilmu dan informasi, demi menjadi pribadi mandiri yang unggul dan memiliki kepemahaman yang konprehensif dan holistik terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa mengesampingkan kegiatan-kegiatan ekstra yang tidak kalah penting.
Terakhir, untuk hari ini, Aku ingin sekali mengucapkan terima kasih kepada Allah, Sang Maha Pencipta, Sang Maha Membolak-balikkan hari hamba-Nya; jadikan diri ini selalu berada di jalan-Mu ya Rabb. Amin. Semoga, apa yang telah ku tulis saat ini untuk dilaksanakan besok bisa-bisa benar-benar terealisasi denga optimal. Salam Akselerasi!

Asrama Perubahan, 15 Agustus 2011, 21.50 WIB

Bersembunyi dalam Gelap


Gelap… Masa depan terancam gelap? Tidak!!! Sekali kali tidak!!
Kembali harus menghela nafas panjang ketika melihat kenyataan tidak sesuai dengan tahapan. Entah karena usaha yang kurang optimal ataupun memang hasilnya seperti itu. Bentuk pelampiasan? Tentu saja ada saja yang aku lakukan dan sayangnya pikiranku terlanjur kacau dengan apa yang terjadi.
Dengan hanya menggerutu saja tidak akan mampu merubah keadaan. Hanya optimis dan usaha serta doa yang dapat membantu di kala menjalani masa-masa sulit seperti ini.
Secercah harapan akan perubahan “nasib” secara perlahan muncul dalam sanubari. Melalui bilik-bilik hati yang sudah kian rapuh, harapan itu muncul dengan penuh keoptimisan akan masa depan. Berusaha memalingkan muka untuk melihat masa lalu dan mencoba menatap masa depan dengan asa yang pasti. Impian itu pasti akan terwujud, insyaallah…

3 Juli 2011: Berlumur Keburukan (Lagi)




Gegabah!!! Sangat ceroboh! Hari ini sangat tidak produktif! Ibarat jiwa tak lagi memiliki sisi – sisi positif. Hari ini nyaris tak ada kemajuan dibandingkan kemarin dan hari-hari sebelumnya. Tak ada sesuatu yang patut dibanggakan hari ini. Meskipun efek dari Kajian Islam Kontemporer (KIK) cukup untuk menyembuhkan ‘luka’ di hari kemarin dan sedikit membuat jiwa ini kembali ter-‘isi’; alih-alih meraih kesuksesan meraih target hari ini. Tak satu pun dari target yang telah Aku canangkan hari ini terwujud. Sebal! Tentu saja. Marah terhadap diri sendiri? Tentu saja. Merasa tak berguna? Serasa menjadi pecundang? Tentu saja. Akan tetapi, hari ini adalah momen yang sangat penting di mana Aku bisa memahami akan arti kegagalan, akan arti kerja keras, semangat dan tawakkal. Hari ini diri ini banyak belajar tentang kesabaran, banyak belajar tentang kekonsistenan dalam meraih tujuan dan saling membantu atau tolong-menolong antarsesama umat muslim ketika ada yang membutuhkan bantuan.
Kunci dari perubahan adalah gerakan! Gerakan yang masiv, konsisten dan terarah serta terencana! Bukan hanya gerakan untuk menggulingkan rezim saja, tetapi juga gerakan melawan perbudakan terhadap diri sendiri yang dilakukan oleh diri pribadi! Perbudakan yang dapat membodohkan serta menurunkan derajat kesempurnaan impian dari orang yang bersangkutan. Tak bergeming sekalipun dalam pikiranku tentang itu hari ini! Serasa menjadi pecundang (lagi)!
…………………………..


Ketep, adalah sebuah tempat wisata yang cukup eksotis. Itulah kanapa Aku kesana sore ini. Meskipun jauh dan perlu waktu sekita 2 jam 45 menit untuk sampai kesana (gara-gara lupa jalan), Ketep ibarat kampung masa kecilku di desa kecil nan jauh di Sulawesi sana. Desa yang telah mampu mempengaruhi kehidupan psikisku selama 14 tahun! Desa dimana seorang Aziz ditempa kemandirian dan kedewasaannya dalam sebuah lingkungan sederhana, terasing dan jauh dari segala kemewahan. Sebuah desa yang di kelilingi oleh pegunungan yang melingkar dan membiru. Laksana sebuah penjara yang sangat menyenangkan. Ingin rasanya Aku bermalam di Ketep. Menikmati suasana petang yang sangat menusuk tulang. Persis,pikirku! Perlahan Aku menutup mata dan membayangkan seolah-olah Aku benar-benar ada di desa nun jauh di sana, teringat akan masa kecil yang begitu indah, teringat akan wajah kedua orang yang paling berjasa dalam hidup yang masih berjuang mencari butiran nasi di sana. Teringat akan riuh rendah suara anak-anak yang sedang mandi di kali. Tanganku serasa kaku dan sambil ku tiup secara perlahan, kehangatan segera merasuki relung jiwaku, teringat akan momen-momen ketika berdiang di depan tungku yang terbuat dari batu bata sambil menunggu sarapan di pagi hari. Oh, sungguh sangat indah masa itu. Ingin sekali diri ini mengunjungi desa itu. Apakah masih seperti dulu?
……………………………………….


Terkesiap Aku malam ini. 22.34 WIB dan Aku belum sama sekali menyelesaikan tugas bulanan asrama. Aduh, kacau nih pikirku! Segera ku buka laptop, dan membuka beberapa file yang memang sudah Aku siapkan untuk di-upload malam ini. Aduh, saying sekali internet di asrama sangat super lemot! Ketika akan log in ke situsnya, allahu akbar!! Situs ter-block.Beberapa rekan juga mengalami hal yang sama, KEBINGUNGAN. Akhirnya, sampai waktu menunjukkan pukul 23.55 WIB, yang ,erupakan deadline pengumpulan tugas bulanan, Aku masih terpaku memelototi layar LCD monitor dengan geramnya. Ya sudahlah, terpaksa Aku mengirim via e-mail dan ini menambah deretan kegagalanku hari ini. Semoga ke depan jauh lebih baik, pikirku untuk menghibur diri.

Asrama PPSDMS Jogja, 4 Juli 2011 pukul 02.02 WIB dengan diiringi suara ayam yang mulai berkokok

2 Juli 2011:Berlumur Keburukan


Entah apa atau siapa dan mengapa. Tak ku mengerti juga tentang diriku ini. Pagi ini sebenarnya cukup cerah namun tidak secerah apa yang akan aku lakukan atau lebih tepatnya akan yang akan Aku alami hari ini. Setelah malam sebelumnya terpaksa kerja rodi untuk mengejar materi yang diujikan pada pagi harinya, siang pun setelah Ujian TBS yang bikin kliyengan selesai ada-ada aja yang menodai hari itu. Entah kenapa (lagi) Aku ingin sekali mengunjungi jalanan terpadat di Jogja, Malioboro. Lelah terasa!
Diakui atau tidak, hari-hariku belakangan ini cukup acak-acakan untuk skala orang yang ingin sukses. Agenda yang sering bentrok, sering lupa jika sudah ada janji, meskipun sudah bawa catatan, belum lagi masalah kesehatan yang akhir-akhir ini sering mengganggu keseharianku. Ya rabb,,
Tidak!!! Sekali-kali tidak!!! Aku tidak akan menyerah hanya karena masalah yang teramat sangat sepele seperti ini. Bagaimanapun juga, tak ada pilihan lain selain MAJU dan TERUS MAJU. Jadilah yang terbaik!! Do The Best!!! Kata Dr. Yateman, Dosen Kimia UGM yang amat karismatik dan Aku pun terkagum-kagum atas pemikirannya yang out of the box! Begitu berbeda beliau memandang dunia ini. Sangat proporsional dan tidak terlalu pragmatis! Tiada gading yang tak retak. Kesempurnaan hanya milih ALLAH SWT. Demikian beberapa kata-kata “sakti” yang terkadang Aku gunakan sebagai alibi pelipur lara. MEskipun benar adanya, tetapi hati ini tak pernah bisa terima! Tak akan tinggal diam dan akan terus berlari meraih mimpi!! Kita lihat saja siapa yang akan menjadi pemenang nanti!!!

Asrama PPSDMS Lantai 2, 4 Juli 2011 01.37 WIB, diiringi kesunyian

1 Juli 2011: Bulan Baru Semangat Baru!


Semangatku meluap-luap sejak pagi tadi. Bagaimana tidak, karena hari ini adalah hari yang special, yaitu tanggal pertama bulan Juli. Semoga semangat ini tetap menggema hingga akhir bulan ini dan bahkan hingga akhir hayat.
Hari ini agendaku cukup padat. Mulai pagi sibuk berdiskusi dengan Sahabatku Rahman terkait proyeknya yang akan diajukan ke lomba paper tingkat internasional. Kemudian siangnya dilanjutkan dengan UAS mata kuliah yang sangat krusial. Meskipun hanya satu SKS namun tetap saja memegang peranan yang sangat penting untuk masa depan.
Entah kenapa Aku menjadi ilfill untuk menulis karena transkip tulisanku yang sudah ku buat selama beberapa jam untuk memoir tanggal 1 Juli tidak ter-save. Seingatku sudah ku simpan di computer, tetapi tidak juga ketemu. Semoga ke depannya bias lebih baik lagi. Amin


Ruang Baca Tekkim, 2 Juli 2011 pkl 13.15 WIB dengan diiringi oleh Lagu Kitaro, Winder

Minggu, 03 Juli 2011

Terkungkung Kata Orang


Saat ini, tepat detik ini ku merasakan seluruh jiwaku melayang. Dia menjerit protes terhadapku. Dia menginginkan Aku seperti dulu. Menginginkan Aku yang kata orang mendekati sempurna. Yang kata orang adalah idaman. Yang kata orang selalu berujung dengna kebaikan. Yang kata orang, itulah kata orang. Ku terjerumus ke dalam kubangan keleluasaan hingga tak sanggup bangun (lagi) untuk beberapa saat. Namun, jari-jemari tangan dan kakiku terasa lemas tak bernyawa. Lunglai hingga hamper tak bisa digerakkan. Membuat diri ini semakin tenggelam dalam kubangan kenistaan. Ini bukan kegalauan biasa, tapi sudah masuk categori extraordinary.
Tetapi, biarlah ku salami sederetan kegagalanku di decade ini. Aku terlalu polos untuk hal-hal yang sifatnya merusak masa depanku. Aku terlalu lugu untuk sebuah kata yang sangat takut untuk diucapkan, apalagi dalami. KEGAGALAN. Cukup singkat dan tidak perlu usaha yang besar untuk mengatakannya, pun demikian untuk mewujudkannya.
Melalui momentum awal bulan ini, semangat dan harapanku terpancing kembali. Semoga umpan ini tidak hanya ada di awal bulan, tetapi juga tetap bertahan hingga akhir nanti. Bukan akhir bulan, tetapi akhir masa pengabdian dan persinggahan sementaraku di pelabuhan dunia fana ini.



Melalui momentum awal bulan ini pula Aku mulai mencanangkan beberapa PROYEK BESAR terkait target personal yang belum tercapai pada masa-masa sebelumnya. Saya harus cepat! KArena sang waktu tisak mengenal instirahat, apalagi kompromi! Uang tidak berlaku dan sama sekali tidak diminati oleh sang waktu di dunia ini. Akselerasi dalam segala hal adalah kunci utama untuk mengejar ketertinggalan sekaligus untuk menjadi yang terdepan, dalam apapun. Semoga masih dikaruniani semangat dan kerja keras oleh Allah ala wa zalla.

Ruang Baca Tekkim, 2 Juli 2011 pukul 14.00 WIB, sambil mendengarkan instrument Hevia

Senin, 02 Mei 2011

Tunggu aku

Menyelami indahnya dunia..

Terasa ada di surga..

Yang meskipun belum pernah kesana..

Tuhan...

Terima kasih...

Terima kasih...

Terima kasih...

Kau telah memberikan nafas...

Kau telah memberikan hidup...

Hari-hari kian menebarkan...Terlebih

Tuhan...

Aku malu pada-Mu...

Aku merasa tak mampu...Menikmati segala anugrah

Tuhan..

Jika telah sampai saatku...

Ku harap rahmat-Mu ini masih menyapaku...

Tuhan...

Tunggu..

Tunggu...

Tunggu Aku...Tunggu sampai Aku bisa membuat senyum ibuku.. Bapakku...

Baru ambillah Aku untuk bertemu dengan-Mu...

Tuhan...

Hilangkan lelah ini...

Buanglah rasa jenuh ini...

Biar ku bisa terus mengabdi...

Hinggal sang waktu lelah menanti...

Dan membawaku pergi...

Minggu, 24 April 2011

Kebebasan

Ketika sang malam mulai datang

Lantas...Apa yang akan manusia lakukan?!

Ketika hati tak lagi bersih

Lantas...Apa yang akan manusia lakukan?!

Ketika dinginnya kegelapan mulai menyeruak

Lantas...Apa yang akan manusia lakukan?!



Ungkapan-ungkapan sampah ini tak lagi terdengar

Jeritan-jeritan hedonisme kian santer terdengar

Tak ada lagi penghalang antara kau, aku, dan dia

Tak ada lagi pengingat

Tak ada lagi pengontrol

Kebebasan

Apalah arti kebebasan?

Apakah itu yang dinamakan kebebasan?

Sabtu, 09 April 2011

Menjawab Pertanyaan Perspektif..


Suatu pagi. Aku terpergok oleh sang matahari masih tertidur lelap dalam kasur empuk asrama. Setelah Aku lihat,,teeet..pukul 03.45 pagi. Aduh, segera ku berlari ke kamar mandi untuk mengambil air wudlu dan segera melakukan sholat malam secepat kilat;tidak seperti biasanya. Selepas sholat entah mengapa dalam hati ini bergumul segala perasaan yang tidak keruan. Mulai perasaan syukur masih dibangunkan oleh Allah, sedih karena mengalami beberapa kejadian yang cukup memilukan belakangan ini, sampai perasaan kecewa karena sering bangun telat (mepet waktu shubuh.
Well, semua ini adalah sebuah pembelajaran yang sangat berarti. Begitu kataku dalam hari guna membangkitkan semangat positivisme dalam memulai hidup. Terlepas dari apa yang terjadi pagi itu, lantas aku menyeruak masuk ke dalam dunia khayalan; sebuah dimensi yang sungguh sangat aku gemari dan berharap tinggal di sana selamanya. Layaknya lingkup dunia nano yang tidak terpengaruh oleh Hukum-hukum Fisika,baik Hukum Fisika Klasik mamupun Kuantum; Aku benar-benar ingin menjadi seorang yang memiliki kebebasan mutlak untuk menentukan segala apa yang Aku inginkan. Menikmati sega hal tanpa ada batasan-batasan faktual yang terkadang bisa membunuh kreativitas dan inovasi; yang bisa mematahkan tonggak semangat yang runcing, dan bisa menghancurkan susunan bangunan mimpi yang secara perlahan mulai terealisasi.
Egoisme merupakan sebuah ekspresi kekesalan diri terhadap kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan; sebuah bentuk reaksi atas "ketidakadilan" yang dirasakan oleh diri pribadi. Siapapun tentu mempunyai ego, hanya yang membedakan adalah seberapa besar ego tersebut mampu mempengaruhinya di kala mencapa keadaan "klimaks". Ada orang yang sangat sabar dan bahkan sepertinya rasa ego itu tidak ada dalam diri mereka, namun ada juga yang egonya tinggi dan sangat mudah sekali muncul bahkan hanya karena masalah - masalah yang sangat sepele. Semua mengandung konsekuensi logis masing-masing. Terkadang, konteks kedewasaan diri sering dikaitkan dengan manajemen diri, dalam hal ini ego juga bisa terlibat. Seseorang yang sering menggunakan egonya, atau dengan bahasa yang lebih lembut, seseorang yang memiliki tingkat emosional tinggi cenderung memiliki tingkat kedewasaan yang rendah, belum mapan secara pribadi. Sementara mereka yang lebih endurance, lebih sabar dalam menghadapi sesuatu, dikatakan memiliki tingkat kedewasaan yang tinggi, begitu hampir semua orang menilai. Namun, sadar atau tidak, egoisme tidak bisa dikorelasikan secara mutlak terhadap kedewasaan. Hal ini karena ogisme dan kedewasaan memiliki porsi masing - masing dan memang tidak bisa dipungkiri bahwa keduanya merupakan irisan (bukan gabungan). Jadi, tidak langsung kita bisa mengkalim orang yang egonya tinggi adalah orang yang tidak dewasa, dan begitu juga sebaliknya, orang yang sangat sabar dalam menghadapi suatu masalah bisa dikategorikan sebagai suatu kedewasaan. Ingat bahwa, kedewasaan itu relatif, dan membutuhkan proses yang sangat panjang untuk menumbuhkembangkannya. Tidak serta merta terbentuk dengan sendirinya, tetapi dipengaruhi oleh pengalaman dan lingkungan tempat dia berinteraksi dan berkarya. Sementara ego lebih atas dasr genetik dan merupakan sifat dasar yang setiap manusia tidak sama kadarnya. PErnah terfikir olehku untuk mengeneralisasikan dua hal tersebut, mencari persamaan dan perbedaannya, memang secara sekilas keduanya merupan suatu kontradiksi, namun sekali lagi kita tidak bisa melihat dua hal tersebut sebagai sebuah hal yang saling menegasikan. Marilah berfikir secara substansial dan holistik, bahwa tidak semua apa yang ada di dunia ini semudah dan se-simple apa yang kita bayangkan, bahkan jauh dari itu, setiap partikel debu mengandung makna yang sangat luas, memiliki pengertian dan definisi yang hampir tiada batas,sesuai dengan persepektif yang kita gunakan. Dari sini, bisa kita simpulkan bahwa berfikir secara open minded, holistik, dan substansial adalah kunci dari tercapainya pemahaman kita dalam melihat setiap detail kehidupan ini. Bagaimana kita bisa menyimpulkan secara tepat tentang masalah-masalah dan kejadian-kejadian yang terjadi di sekitar kita dan semoga kita bisa menjadi lebih bijak dalam menjalani lembaran hidup ini. Amin.

Sabtu, 05 Februari 2011

Refleksi Pelaksanaan Career Days VIII UGM 2011


Fancy February fidely...
Itu adalah ungkapan kalimat yang tepat dalam menyambut rangkaian acara Career Days VIII UGM 2011 yang berlangsung di Grha Saba Pramana, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta pada hari Sabtu-Minggu, 5-6 Februari 2011. Acara yang digelar sebanyak dua kali dalam setahun itu diadakan oleh ECC (Engeenering Career Center), sebuah instuti bentukan beberapa alumni Fakultas Teknik UGM.
Acara yang diikuti oleh 60 lebih perusahaan nasional maupun multinasional tersebut memang terlihat cukup padat pengunjung (baca:job seeker). Hal ini terlihat dari data statistik bahwa di hari pertama pelaksanaan, jumlah job seeker yang memadati Auditorium UGM ini mencapai angka 15000 orang. Sebuah angka fantastik sekaligus sangat miris. Di satu sisi angka yang luar biasa tersebut merupakan sebuah prestasi besar bahwa ECC mampu menjadi fasilitator yang handal dan terpercaya. Namun, di sisi lain itu merupakan sebuah fakta yang sangat menyedihkan mengingat dari kesemua pelamar, tidak lebih dari 10 % dari mereka yang beruntung pulang dengan identitas sebagai pegawai dari suatu perusahaan. Banyaknya pelamar ini membuka mata kita bahwa ternyata banyak sekali para lulusan dari perguruan tinggi yang masih berstatus belum bekerja. Nah, suatu misal jika kita ambil secara kasar, dari 15.000 orang pelamar tersebut yang diterima sebanyak 1500 orang (10%, maka akan kemanakah 13.500 pelamar yang lain? Yang jelas,mereka akan tetap berusaha mencari pekerjaan yang pas bagi mereka, namun durasi mereka mendapatkan pekerjaan berbeda-beda antar masing-masing orang. Ada yang sebulan kemudian memperoleh pekerjaan, ada yang 6 bulan kemudian, setahun kemudian, bahkan ada yang tidak mendapatkan pekerjaan selama bertahun-tahun. Hal inilah yang seharusnya kita pikirkan bahwa pengangguran di negeri ini bukanlah masalah yang simpel, melainkan merupakan salah satu permasalahan besar dari bangsa ini dan butuh penyelesaian secepatnya.
Spesifikasi yang tinggi dari perusahaan sebagai akibat dari kebutuhan dari perusahaan di samping banyaknya jumlah pelamar yang mempunyai kemampuan yang sama atau hampir sama serta rendahnya kemampuan softskill yang dimiliki oleh pelamar berujung pada banyaknya pelamar yang akhirnya harus gigit jari setelah mengetahui informasi bahwa mereka belum diterima di perusahaan yang mereka idam-idamkan tersebut.
Belajar dari pengalaman pada acara Career Days tersebut, ada hal penting yang patut menjadi catatan bahwa saat ini jumlah lulusan (fresh graduate) dari perguruan tinggi di negeri ini luar biasa banyaknya sementara lowongan pekerjaan yang tersedia tidak bisa mengakomodir mereka semua. Oleh karena itu, selain kemampuan akademik, yang sangat diperlukan adalah kemampuan softskill yang mumpuni karena saat ini kedua hal tersebut memegang peranan yang sama-sama penting. Kemampuan softskill tersebut dapat diperoleh dari pengalaman mengikuti berbagai macam organisasi selama kuliah, baik tingkat jurusan, fakultas, universitas hingga tingkat nasional. Namun, hal tersebut tetap tidak akan mampu menjawab permasalahan banyaknya pengangguran di Indonesia, sehingga diperlukan cara lain yang lebih efektif dan strategis. Salah satu cara tersebut adalah mengubah mindset kita bahwa saat ini yang sangat diperlukan oleh bangsa ini adalah generasi yang mampu memecahkan masalah, sesuai dengan fungsi dari mahasiswa , salah satunya yaitu sebagai problem solver atau seorang yang mampu memfungsikan dirinya sebagai penyelesai dari suatu permasalahan. Dengan adanya pola pikir semacam ini, maka para mahasiswa semasa kuliahnya akan belajar berfikir out of the box dalam menghadapi permasalahan pelik semaam ini. Generasi yang mampu berfikir out of the box semacam inilah yang dibutuhkan bangsa ini pada saat-saat sekarang ini. bukan generasi yang cerdas secara intelektual namun miskin dalam hal kontribusi.
Oleh karena itulah, harapan ke depan akan semakin banyak para lulusan- lulusan dari perguruan tinggi yang merintis dan mengembangkan usaha sendiri sehingga mereka tidak lagi berdesak-desakan dalam antrian panjang dan menunggu pengumuman dari perusahaan dengan perasaan "dag dig dug", melainkan mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain. Apabila banyak lulusan yang bisa berwirausaha secara mandiri semacam ini, dapat dipastikan bahwa permasalahan pengangguran yang selama ini menggelayuti akan dapat berkurang. Untuk itulah, sangat diperlukan usaha dan kerjasama dari berbagai pihak, terutama pemerintah dan perguruan tinggi untuk membantu mempercepat terwujudnya hal tersebut melalui berbagai langkah seperti dalam bentuk bantuan modal maupun program-program pelatihan maupun seminar-seminar. Terkahir, namun bukan yang paling akhir, semua usaha yang kita lakukan haruslah diniatkan semata-semata karena mengharap ridho dari Allah SWT sehingga dengan begitu langkah kita dalam upaya mewujudkan Indonesia yang lebih baik dan bermartabat akan akan semakin mantap. Selamat berkarya dan salam kontribusi!