Mengenai Saya

Foto saya
Aziz - Born in 1991, I'm now taking my undergraduate in Gadjah Mada University, Yogyakarta on Chemical Engineering Department. Thanks for visiting my blog. Hope you enjoy it like enjoying a piece of apple pie. You'll love my blog, I promise :)hehee

Sugeng Rawuh

Welcome to the journey...

Search It...!!!

Minggu, 24 April 2011

Kebebasan

Ketika sang malam mulai datang

Lantas...Apa yang akan manusia lakukan?!

Ketika hati tak lagi bersih

Lantas...Apa yang akan manusia lakukan?!

Ketika dinginnya kegelapan mulai menyeruak

Lantas...Apa yang akan manusia lakukan?!



Ungkapan-ungkapan sampah ini tak lagi terdengar

Jeritan-jeritan hedonisme kian santer terdengar

Tak ada lagi penghalang antara kau, aku, dan dia

Tak ada lagi pengingat

Tak ada lagi pengontrol

Kebebasan

Apalah arti kebebasan?

Apakah itu yang dinamakan kebebasan?

Sabtu, 09 April 2011

Menjawab Pertanyaan Perspektif..


Suatu pagi. Aku terpergok oleh sang matahari masih tertidur lelap dalam kasur empuk asrama. Setelah Aku lihat,,teeet..pukul 03.45 pagi. Aduh, segera ku berlari ke kamar mandi untuk mengambil air wudlu dan segera melakukan sholat malam secepat kilat;tidak seperti biasanya. Selepas sholat entah mengapa dalam hati ini bergumul segala perasaan yang tidak keruan. Mulai perasaan syukur masih dibangunkan oleh Allah, sedih karena mengalami beberapa kejadian yang cukup memilukan belakangan ini, sampai perasaan kecewa karena sering bangun telat (mepet waktu shubuh.
Well, semua ini adalah sebuah pembelajaran yang sangat berarti. Begitu kataku dalam hari guna membangkitkan semangat positivisme dalam memulai hidup. Terlepas dari apa yang terjadi pagi itu, lantas aku menyeruak masuk ke dalam dunia khayalan; sebuah dimensi yang sungguh sangat aku gemari dan berharap tinggal di sana selamanya. Layaknya lingkup dunia nano yang tidak terpengaruh oleh Hukum-hukum Fisika,baik Hukum Fisika Klasik mamupun Kuantum; Aku benar-benar ingin menjadi seorang yang memiliki kebebasan mutlak untuk menentukan segala apa yang Aku inginkan. Menikmati sega hal tanpa ada batasan-batasan faktual yang terkadang bisa membunuh kreativitas dan inovasi; yang bisa mematahkan tonggak semangat yang runcing, dan bisa menghancurkan susunan bangunan mimpi yang secara perlahan mulai terealisasi.
Egoisme merupakan sebuah ekspresi kekesalan diri terhadap kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan; sebuah bentuk reaksi atas "ketidakadilan" yang dirasakan oleh diri pribadi. Siapapun tentu mempunyai ego, hanya yang membedakan adalah seberapa besar ego tersebut mampu mempengaruhinya di kala mencapa keadaan "klimaks". Ada orang yang sangat sabar dan bahkan sepertinya rasa ego itu tidak ada dalam diri mereka, namun ada juga yang egonya tinggi dan sangat mudah sekali muncul bahkan hanya karena masalah - masalah yang sangat sepele. Semua mengandung konsekuensi logis masing-masing. Terkadang, konteks kedewasaan diri sering dikaitkan dengan manajemen diri, dalam hal ini ego juga bisa terlibat. Seseorang yang sering menggunakan egonya, atau dengan bahasa yang lebih lembut, seseorang yang memiliki tingkat emosional tinggi cenderung memiliki tingkat kedewasaan yang rendah, belum mapan secara pribadi. Sementara mereka yang lebih endurance, lebih sabar dalam menghadapi sesuatu, dikatakan memiliki tingkat kedewasaan yang tinggi, begitu hampir semua orang menilai. Namun, sadar atau tidak, egoisme tidak bisa dikorelasikan secara mutlak terhadap kedewasaan. Hal ini karena ogisme dan kedewasaan memiliki porsi masing - masing dan memang tidak bisa dipungkiri bahwa keduanya merupakan irisan (bukan gabungan). Jadi, tidak langsung kita bisa mengkalim orang yang egonya tinggi adalah orang yang tidak dewasa, dan begitu juga sebaliknya, orang yang sangat sabar dalam menghadapi suatu masalah bisa dikategorikan sebagai suatu kedewasaan. Ingat bahwa, kedewasaan itu relatif, dan membutuhkan proses yang sangat panjang untuk menumbuhkembangkannya. Tidak serta merta terbentuk dengan sendirinya, tetapi dipengaruhi oleh pengalaman dan lingkungan tempat dia berinteraksi dan berkarya. Sementara ego lebih atas dasr genetik dan merupakan sifat dasar yang setiap manusia tidak sama kadarnya. PErnah terfikir olehku untuk mengeneralisasikan dua hal tersebut, mencari persamaan dan perbedaannya, memang secara sekilas keduanya merupan suatu kontradiksi, namun sekali lagi kita tidak bisa melihat dua hal tersebut sebagai sebuah hal yang saling menegasikan. Marilah berfikir secara substansial dan holistik, bahwa tidak semua apa yang ada di dunia ini semudah dan se-simple apa yang kita bayangkan, bahkan jauh dari itu, setiap partikel debu mengandung makna yang sangat luas, memiliki pengertian dan definisi yang hampir tiada batas,sesuai dengan persepektif yang kita gunakan. Dari sini, bisa kita simpulkan bahwa berfikir secara open minded, holistik, dan substansial adalah kunci dari tercapainya pemahaman kita dalam melihat setiap detail kehidupan ini. Bagaimana kita bisa menyimpulkan secara tepat tentang masalah-masalah dan kejadian-kejadian yang terjadi di sekitar kita dan semoga kita bisa menjadi lebih bijak dalam menjalani lembaran hidup ini. Amin.